LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN 2 PENENTUAN KELAS KELARUTAN

 

Laporan Praktikum Kimia organik I

Penentuan Kelas Kelarutan


 

 


 

Disusun Oleh :

Desi Anis Satriani

(A1C119014)

 

Nama Dosen Pengampu :

Dr. Drs. Syamsurizal, M.Si.

 

 

 

 

 

Program Studi Pendidikan Kimia

Jurusan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Jambi

 

2021


 

 

VII. DATA PENGAMATAN

PROSEDUR

FUNGSI ALAT BAHAN

TUJUAN

HASIL

  1. Disiapkan tiga buah gelas
  2. Dimasukkan air mendidih ke dalam gelas 1, air es ke dalam gelas 2, dan air mineral ke dalam gelas 3
  3. Dimasukkan 2 sendok teh gula pasir ke dalam masing-masing gelas
  4. Diaduk masing-masing gelas menggunakan sendok dengan kecepatan yang sama
  5. Dinyalakan stopwatch secara bersamaan dengan proses pengadukan untuk menghitung berapa waktu yang dibutuhkan sampai gula larut

 

  1. Gelas : Wadah yang digunakan untuk proses pelarutan
  2. Air mendidih, air es, dan air mineral : Sebagai zat pelarut
  3. Gula pasir : Sebagai zat terlarut
  4. Sendok : Alat untuk mengaduk larutan
  5. Stopwatch : Alat untuk mengukur waktu

 

Untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan gula untuk larut pada berbagai jenis suhu air

  1. Pada gelas yang berisi air mendidih gula larut dalam waktu 1 menit 3 detik
  2. Pada gelas yang berisi air es gula larut dalam waktu 2 menit 18 detik
  3. Pada gelas yang berisi air mineral gula larut dalam waktu 1 menit 47 detik

Gula pada air mendidih lebih cepat larut karena suhu yang lebih tinggi, menyebabkan partikel bergerak lebih cepat sehingga proses pencampuran lebih cepat terjadi.

 

 

PROSEDUR  

FUNGSI ALAT BAHAN

TUJUAN

HASIL

  1. Disiapkan dua buah gelas
  2. Disiapkan masing-masing 2 sendok teh untuk gula pasir yang telah ditumbuk halus dan yang tidak ditumbuk
  3. Ditambahkan air dengan suhu dan volume yang sama ke dalam gelas.
  4. Dimasukkan gula pasir yang tidak ditumbuk ke dalam gelas 1 dan gula yang telah ditumbuk halus ke dalam gelas 2
  5. Dilakukan pengadukan menggunakan sendok dengan kecepatan pengadukan yang sama
  6. Dinyalakan stopwatch secara bersamaan dengan proses pengadukan untuk menghitung berapa waktu yang dibutuhkan sampai gula larut

 

  1. Gelas : Wadah yang digunakan untuk proses pelarutan
  2. Air mineral : Sebagai zat pelarut
  3. Gula pasir yang tidak ditumbuk dan gula pasir yang ditumbuk halus : Sebagai zat terlarut
  4. Sendok : Alat untuk mengaduk larutan
  5. Stopwatch : Alat untuk mengukur waktu

 

Untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan gula untuk larut pada berbagai jenis suhu air

  1. Pada gelas 1 menggunakan gula yang tidak ditumbuk, gula larut dalam waktu 1 menit 33
  2. Pada gelas 2 menggunakan gula yang ditumbuk halus, gula larut dalam waktu 48 detik

Gula yang ditumbuk halus memiliki ukuran partikel yang lebih kecil sehingga menyebabkan gula larut lebih cepat. Hal tersebut disebabkan oleh luas permukaan partikel berukuran kecil lebih besar dan menyebabkan interaksi antar partikel zat terlarut dan pelarut lebih mudah.

 

 

PROSEDUR  

FUNGSI ALAT BAHAN

TUJUAN

HASIL

  1. Disiapkan dua buah gelas Diisi masing-masing gelas dengan air yang volume dan suhunya sama
  2. Dimasukkan dua sendok teh gula pasir ke dalam masing-masing gelas
  3. Diaduk larutan pada gelas 1 sedangkan pada gelas 2 tidak diaduk.
  4. Dinyalakan stopwatch secara bersamaan dengan proses pengadukan untuk menghitung berapa waktu yang dibutuhkan sampai gula larut

.

 

  1. Gelas : Wadah yang digunakan untuk proses pelarutan
  2. Air  mineral : Sebagai zat pelarut
  3. Gula pasir : Sebagai zat terlarut
  4. Sendok : Alat untuk mengaduk larutan
  5. Stopwatch : Alat untuk mengukur waktu

 

Untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan gula untuk larut pada berbagai jenis suhu air

  1. Pada gelas 1 yang menggunakan proses pengadukan, gula larut dalam waktu 1 menit 28 detik
  2. Pada gelas 2 yang tidak menggunakan proses pengadukan, gula larut dalam waktu 6 menit 12 detik

Proses pengadukan membuat zat terlarut larut lebih cepat karena probabilitas tumbukan yang terjadi antara zat terlarut dengan pelarut semakin besar

 

                                            

VIII. PEMBAHASAN

            Kelarutan adalah suatu kemampuan zat kimia atau zat terlarut untuk dapat larut dalam pelarut. Pada umumnya, pelarut yang sering kita gunakan adalah suatu cairan yang dapat berupa zat murni atau bisa juga campuran. Sedangkan untuk zat terlarut itu sendiri bisa berupa gas, cairan lain, ataupun padat. Pada umumnya, suatu zat dapat larut itu dipengaruhi oleh beberapa factor, yang pertama itu suhu. Semakin tinggi suhu yang terkandung pada pelarut maka akan semakin cepat pula sampel melarut. Yang kedua itu ukuran zat terlarut, semakin kecil ukuran zat terlarut maka akan semakin cepat pula zat terlarut dapat melarut. Yang ketiga itu volume pelarut, semakin besar volume pelarut maka akan semakin mudah untuk melarutkan zat terlarut. Sedangkan yang keempat yaitu pengadukan, dengan pengadukan menyebabkan partikel-partikel antara zat terlarut dengan pelarut akan semakin sering bertabrakan sehingga proses pelarutan menjadi cepat.

              Pada percobaan uji kelarutan kali ini kami menggunakan sampel bahan gula. Dimana gula adalah salah satu bahan pemanis yang dapat dihasilkan dari berbagai jenis bahan seperti tebu, jagung, kelapa,dll. Gula terbagi menjadi 2 yaitu monoskarida dan disakarida. Monosakarida adalah bentuk paling sederhana dari karbohidrat, contohnya glukosa dan fruktosa. Sedangkan disakarida tersusun dari 2 atau lebih monosakarida, contohnya sukrosa. Sukrosa adalah disakarida yang tersusun dari monomer-monomer berupa berupa unit glukosa dan fruktosa, dengan rumus molekul C12H22011.

              Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan maka diperoleh hasil bahwa gula pasir bisa larut dalam air. Gula pasir bisa larut dalam air karena dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya, suhu, ukuran zat terlarut, volume pelarut, dan adanya pengadukan. Pada percobaan yang pertama gula yang dicampur dengan air mendidih lebih cepat larut daripada yang dicampur dengan air biasa. Hal ini bisa dilihat dari waktu yang diperlukan pada saat proses pelarutan. Pada gula yang dicampur air panas memerlukan waktu yang lebih sedikit agar gula bisa larut dalam air panas tersebut yaitu 36 detik. Sedangkan pada gula yang dicampur dengan air biasa memerlukan waktu yang lebih lama agar bisa melarutkan gula dalam air yaitu 1 menit 22 detik. Hal ini membuktikan bahwa pelarut dengan suhu yang lebih tinggi akan lebih cepat melarutkan zat terlarut dibandingkan dengan pelarut pada suhu yang lebih rendah. Ketika menggunakan air panas, partikel pada suhu tinggi bergerak lebih cepat dibandingkan pada suhu rendah. Akibatnya, kontak antara zat terlarut dengan zat pelarut menjadi lebih efektif. Hal ini menyebabkan zat terlarut menjadi lwbih mudah  larut pada suhu tinggi.

              Percobaan kedua membuktikan bahwa ukuran zat terlarut juga bisa mempengaruhi gula dapat larut dalam air. Gula yang dihaluskan lebih cepat larut dalam air dibandingkan dengan gula yang tidak dihaluskan, karena pada zat terlarut berbentuk serbuk atau gula yang dihaluskan permukaan sentuh antara zat terlarut dengan pelarut semakin banyak. Hal ini bisa dilihat dari waktu yang digunakan pada saat proses pelarutan yaitu gula yang dihaluskan memerlukan waktu 48 detik untuk dilarutkan dalam air. Sedangkan gula yang tidak dihaluskan atau masih dalam bentuk butiran-butiran memerlukan waktu lebih lama yaitu 1 menit 23 detik.

              Percobaan ketiga yaitu diperoleh hasil volume pelarut sebanyak 100 ml lebih cepat melarutkan zat terlarut atau gula dibandingkan dengan volume pelarut sebanyak 50 ml. karena pelarut yang bervolume 100 ml melarutkan gula kurang lebih sekitar 1 menit 16 detik. Sedangkan pada pelarut yang bervolume 50 ml sekitar 1 menit 46 detik. Sehingga disimpulkan bahwa volume pelarut yang besar akan lebih mudah melarutkan zat pelarut dari pada volume pelarut yang kecil.

              Percobaan keempat yaitu gula yang telah dicampur air kemudian diaduk lebih cepat larut daripada gula yang dicampur air tapi tidak diaduk. Hal ini disebabkan karena pengadukan menyebabkan partikel partikel antara zat terlarut dengan pelarut akan semakin sering bertabrakan, sehingga mempercepat larutnya zat terlarut tersebut. Hal ini bisa dilihat dari waktu yang diperlukan untuk melarutkan gula tersebut. Dalam hal ini dibuktikan dengan waktu larutnya Gula yang dicampur air kemudian diaduk adalah 1 menit 24 detik sedangkan waktu larutnya gula yang tidak diaduk adalah sekitar 10 mnit.

IX. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang diperoleh ialah:

1.      Tahapan dalam penentuan kelas kelarutan dapat diperoleh dengan cepat atau tidaknya zat terlarut dapat melarut.

2.      Factor yang mempengaruhi kelarutan yaitu: suhu, ukuran zat terlarut, volume pelarut dan adanya pengadukan

X. PERTANYAAN PASCA

1.      Mengapa air bisa lebih lambat dalam melarutkan zat pelarut ?

2.      Bagaimanakah prinsip kerja dari air panas dalam melarutkan zat terlarut?

3.      Bagaimanakah jika zat pelarut dalam percobaan ini diuji dengan pelarut lain? Apakah hasilnya akan sama?

XI. DAFTAR PUSTAKA

 Arifiyana, D. W. (2017). Suhu waktu dan kelarutan kalsium oksalat pada umbi porang. Gresik: penertbit granti.

Chang, R. (2005). Kimia Dasar. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.

Kamilawati, N. (2006). Mengenal Kimia. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Komentar

  1. assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh perkenalkan saya yiyin novela (A1C119062) ingin menjawab pertanyaan no 2, adapun prinsip kerja air panas dalam melarutkan gula yaitu air panas akan meningkatkan energi kinetik partikel sehingga partikel bergerak lebih cepat, akibatnya kontak antara zat terlarut dengan zat pelarut menjadi lebih efektif, maka gula akan cepat larut dalam air panas dari pada dalam air dingin.

    BalasHapus
  2. assalamualaikum warrahmatullahi wabarokatu. saya mitha udhiyah dengan nim A1C119006. izin menjwab pertanyaan nomor 3. jika percobaan tersebut enggunakan pelarut lain bia saja hasilnya akan berbeda seperti contohnya jika menggunakan minyak sebagai pelarut maka zat terlarutnnya tidak akan larut karena gula yang polar tidak bisa larut dalam minyak yang non polar karena suatu zat baru akan larut jika memiliki sifat yang sama dengannya

    BalasHapus
  3. baiklah saya L enny Friskha Tamba (A1C119035) akan menjawab soal no.1
    Menurut saya, jika kita menggubakan air biasa untuk melarutkan zat pelarut membutuhkan waktu yang sangat lama, dikarenakan partikel pada suhu rendah bergerak lebih lambat dibandingkan dengan suhu tinggi

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN 6 REAKSI REAKSI ALDEHID