LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN 2 PENENTUAN KELAS KELARUTAN
Laporan Praktikum Kimia organik I
Penentuan Kelas Kelarutan
Disusun Oleh :
Desi Anis Satriani
(A1C119014)
Nama Dosen Pengampu :
Dr. Drs. Syamsurizal,
M.Si.
Program Studi
Pendidikan Kimia
Jurusan Matematika Dan
Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan Dan
Ilmu Pendidikan
Universitas Jambi
2021
VII.
DATA PENGAMATAN
PROSEDUR |
FUNGSI
ALAT BAHAN |
TUJUAN |
HASIL |
|
|
Untuk
mengetahui waktu yang dibutuhkan gula untuk larut pada berbagai jenis suhu
air |
Gula
pada air mendidih lebih cepat larut karena suhu yang lebih tinggi,
menyebabkan partikel bergerak lebih cepat sehingga proses pencampuran lebih
cepat terjadi. |
PROSEDUR |
FUNGSI
ALAT BAHAN |
TUJUAN |
HASIL |
|
|
Untuk
mengetahui waktu yang dibutuhkan gula untuk larut pada berbagai jenis suhu
air |
Gula yang
ditumbuk halus memiliki ukuran partikel yang lebih kecil sehingga menyebabkan
gula larut lebih cepat. Hal tersebut disebabkan oleh luas permukaan partikel
berukuran kecil lebih besar dan menyebabkan interaksi antar partikel zat
terlarut dan pelarut lebih mudah. |
PROSEDUR |
FUNGSI
ALAT BAHAN |
TUJUAN |
HASIL |
. |
|
Untuk
mengetahui waktu yang dibutuhkan gula untuk larut pada berbagai jenis suhu
air |
Proses
pengadukan membuat zat terlarut larut lebih cepat karena probabilitas
tumbukan yang terjadi antara zat terlarut dengan pelarut semakin besar |
VIII.
PEMBAHASAN
Kelarutan adalah suatu kemampuan zat
kimia atau zat terlarut untuk dapat larut dalam pelarut. Pada umumnya, pelarut
yang sering kita gunakan adalah suatu cairan yang dapat berupa zat murni atau
bisa juga campuran. Sedangkan untuk zat terlarut itu sendiri bisa berupa gas,
cairan lain, ataupun padat. Pada umumnya, suatu zat dapat larut itu dipengaruhi
oleh beberapa factor, yang pertama itu suhu. Semakin tinggi suhu yang
terkandung pada pelarut maka akan semakin cepat pula sampel melarut. Yang kedua
itu ukuran zat terlarut, semakin kecil ukuran zat terlarut maka akan semakin
cepat pula zat terlarut dapat melarut. Yang ketiga itu volume pelarut, semakin
besar volume pelarut maka akan semakin mudah untuk melarutkan zat terlarut. Sedangkan
yang keempat yaitu pengadukan, dengan pengadukan menyebabkan partikel-partikel
antara zat terlarut dengan pelarut akan semakin sering bertabrakan sehingga
proses pelarutan menjadi cepat.
Pada percobaan uji kelarutan kali
ini kami menggunakan sampel bahan gula. Dimana gula adalah salah satu bahan
pemanis yang dapat dihasilkan dari berbagai jenis bahan seperti tebu, jagung,
kelapa,dll. Gula terbagi menjadi 2 yaitu monoskarida dan disakarida. Monosakarida
adalah bentuk paling sederhana dari karbohidrat, contohnya glukosa dan
fruktosa. Sedangkan disakarida tersusun dari 2 atau lebih monosakarida,
contohnya sukrosa. Sukrosa adalah disakarida yang tersusun dari monomer-monomer
berupa berupa unit glukosa dan fruktosa, dengan rumus molekul C12H22011.
Berdasarkan hasil praktikum yang
telah dilakukan maka diperoleh hasil bahwa gula pasir bisa larut dalam air. Gula
pasir bisa larut dalam air karena dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya,
suhu, ukuran zat terlarut, volume pelarut, dan adanya pengadukan. Pada percobaan
yang pertama gula yang dicampur dengan air mendidih lebih cepat larut daripada
yang dicampur dengan air biasa. Hal ini bisa dilihat dari waktu yang diperlukan
pada saat proses pelarutan. Pada gula yang dicampur air panas memerlukan waktu
yang lebih sedikit agar gula bisa larut dalam air panas tersebut yaitu 36
detik. Sedangkan pada gula yang dicampur dengan air biasa memerlukan waktu yang
lebih lama agar bisa melarutkan gula dalam air yaitu 1 menit 22 detik. Hal ini
membuktikan bahwa pelarut dengan suhu yang lebih tinggi akan lebih cepat
melarutkan zat terlarut dibandingkan dengan pelarut pada suhu yang lebih
rendah. Ketika menggunakan air panas, partikel pada suhu tinggi bergerak lebih
cepat dibandingkan pada suhu rendah. Akibatnya, kontak antara zat terlarut
dengan zat pelarut menjadi lebih efektif. Hal ini menyebabkan zat terlarut
menjadi lwbih mudah larut pada suhu
tinggi.
Percobaan kedua membuktikan bahwa
ukuran zat terlarut juga bisa mempengaruhi gula dapat larut dalam air. Gula yang
dihaluskan lebih cepat larut dalam air dibandingkan dengan gula yang tidak
dihaluskan, karena pada zat terlarut berbentuk serbuk atau gula yang dihaluskan
permukaan sentuh antara zat terlarut dengan pelarut semakin banyak. Hal ini
bisa dilihat dari waktu yang digunakan pada saat proses pelarutan yaitu gula
yang dihaluskan memerlukan waktu 48 detik untuk dilarutkan dalam air. Sedangkan
gula yang tidak dihaluskan atau masih dalam bentuk butiran-butiran memerlukan
waktu lebih lama yaitu 1 menit 23 detik.
Percobaan ketiga yaitu diperoleh
hasil volume pelarut sebanyak 100 ml lebih cepat melarutkan zat terlarut atau
gula dibandingkan dengan volume pelarut sebanyak 50 ml. karena pelarut yang
bervolume 100 ml melarutkan gula kurang lebih sekitar 1 menit 16 detik. Sedangkan
pada pelarut yang bervolume 50 ml sekitar 1 menit 46 detik. Sehingga disimpulkan
bahwa volume pelarut yang besar akan lebih mudah melarutkan zat pelarut dari
pada volume pelarut yang kecil.
Percobaan keempat yaitu gula yang telah
dicampur air kemudian diaduk lebih cepat larut daripada gula yang dicampur air
tapi tidak diaduk. Hal ini disebabkan karena pengadukan menyebabkan partikel
partikel antara zat terlarut dengan pelarut akan semakin sering bertabrakan,
sehingga mempercepat larutnya zat terlarut tersebut. Hal ini bisa dilihat dari
waktu yang diperlukan untuk melarutkan gula tersebut. Dalam hal ini dibuktikan
dengan waktu larutnya Gula yang dicampur air kemudian diaduk adalah 1 menit 24
detik sedangkan waktu larutnya gula yang tidak diaduk adalah sekitar 10 mnit.
IX. KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan yang diperoleh ialah:
1. Tahapan
dalam penentuan kelas kelarutan dapat diperoleh dengan cepat atau tidaknya zat
terlarut dapat melarut.
2. Factor
yang mempengaruhi kelarutan yaitu: suhu, ukuran zat terlarut, volume pelarut
dan adanya pengadukan
X. PERTANYAAN PASCA
1. Mengapa
air bisa lebih lambat dalam melarutkan zat pelarut ?
2. Bagaimanakah
prinsip kerja dari air panas dalam melarutkan zat terlarut?
3. Bagaimanakah
jika zat pelarut dalam percobaan ini diuji dengan pelarut lain? Apakah hasilnya
akan sama?
XI. DAFTAR PUSTAKA
Chang, R. (2005). Kimia Dasar. Jakarta: PT.
Gelora Aksara Pratama.
Kamilawati, N. (2006). Mengenal Kimia. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh perkenalkan saya yiyin novela (A1C119062) ingin menjawab pertanyaan no 2, adapun prinsip kerja air panas dalam melarutkan gula yaitu air panas akan meningkatkan energi kinetik partikel sehingga partikel bergerak lebih cepat, akibatnya kontak antara zat terlarut dengan zat pelarut menjadi lebih efektif, maka gula akan cepat larut dalam air panas dari pada dalam air dingin.
BalasHapusassalamualaikum warrahmatullahi wabarokatu. saya mitha udhiyah dengan nim A1C119006. izin menjwab pertanyaan nomor 3. jika percobaan tersebut enggunakan pelarut lain bia saja hasilnya akan berbeda seperti contohnya jika menggunakan minyak sebagai pelarut maka zat terlarutnnya tidak akan larut karena gula yang polar tidak bisa larut dalam minyak yang non polar karena suatu zat baru akan larut jika memiliki sifat yang sama dengannya
BalasHapusbaiklah saya L enny Friskha Tamba (A1C119035) akan menjawab soal no.1
BalasHapusMenurut saya, jika kita menggubakan air biasa untuk melarutkan zat pelarut membutuhkan waktu yang sangat lama, dikarenakan partikel pada suhu rendah bergerak lebih lambat dibandingkan dengan suhu tinggi